Wednesday 2 May 2018

Newly Married Life in Lampung : Adaptasi Kulit!

Setelah mendapat kabar bahwa si Mas dimutasi ke Lampung, tepatnya di Pringsewu pada Januari kemarin, aku berdiskusi dengan keluarga dan juga si Mas perihal pekerjaanku, dan pada akhirnya aku harus ikhlas melepas pekerjaan yang telah kujalani selama 2 tahun demi mengabdi kepada suami di Lampung. Wohoo.

Aku belum pernah sekalipun ke Lampung. Satu-satunya wilayah yang pernah kukunjungi di Pulau Sumatra adalah Palembang, itupun waktu aku kecil. Satu-satunya yang terlintas saat berpikir tentang Lampung adalah gajah main barbel. Jakarta punya Agung Hercules yang bisa joget barbel, tapi kupikir dia akan jobless jika tinggal di Lampung. Kalah sama gajah. Apa sih kamu, Nis.

Sebelum pindah ke Lampung aku memang sudah prepare ini itu, terutama masalah perawatan kulit (as you know, kulitku sensitif banget dengan perubahan air dan cuaca). Beberapa bulan sebelum menikah, aku memang rutin menggunakan perawatan Erha Clinic untuk membuat kondisi kulitku tetap stabil sampai hari pernikahanku. Setelahnya, aku mulai mengurangi penggunaannya dan berencana untuk menggantinya dengan skincare drugstore yang sebelumnya biasa kupakai. Tapi yang bikin degdegan tentu saja, efek ketergantungannya. Kenapa? karena dulu aku pernah berjuang untuk mengembalikan kondisi kulit setelah menggunakan krim dokter, dan itu membutuhkan kesabaran dan waktu yang tidak singkat. 

Jadi, saat pindah ke Lampung, aku tetap membawa skincare dari Erha Clinic, kalau-kalau suatu saat kulitku bermasalah. Dan benar saja, perubahan cuaca dan air di sini membuat kulitku menjadi gradakan, kasar dan berminyak, ngerti kan? Padalah saat itu aku juga sudah memakai krim dokter Erha. Biasanya dengan krim dokter hanya butuh waktu beberapa hari untuk menbuat kulitku lebih baik. Tapi karena sudah 2 minggu tidak ada perubahan, jadi aku berasumsi bahwa ini karena air di sini yang tidak cocok dengan kulitku. Aku bisa menyimpulkan seperti itu karena aku merasa setiap kali aku selesai wudhu atau cuci muka, aku merasa kulit wajahku terlalu kering atau kadang terasa lengket. 

Setelahnya, setiap aku wudhu atau mencuci wajah, aku selalu membersihkannya kembali menggunakan kapas yang sudah kuberi air mineral. Tadinya sih mau sekalian cuci muka pakai air mineral, tapi ternyata harga air galon tidak murah. Hmm. Dan ternyata dugaanku benar. Sekitar seminggu setelahnya, wajahku membaik. Berarti aku benar, bahwa ini karena aku tidak cocok dengan airnya. Setelah aku tahu penyebab masalah kulitku, aku mengurangi penggunaan krim dokter dan mulai beralih ke skincare drugstore yang biasa kupakai.

Tentu saja, karena aku sekarang sudah tidak bekerja kantoran, aku sangat bisa meminimalisir penggunaan make up dan itu sangat membantu penyembuhan kulitku. Selain itu, ada 1 item yang menjadi holy grailku baru-baru ini, dan menjadi the one and only skincare yang kupakai saat kulitku bermasalah. Dan tentunya, ini murah banget!  I'll tell you soon! XO.


0 comments:

Post a Comment