Tuesday 23 June 2020

,

REVIEW : Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray, Yang Katanya Dupenya Morphe

Akhirnya bulan ini bisa sempatin untuk kolaborasi bareng Bandung Hijab Blogger. Sebetulnya, awalnya saya ragu untuk mengiyakan ajakan kolaborasi ini. Tapi berhubung temanya kali ini seputar Makeup Dupe, dan saya punya sesuatu yang dari dulu pernah ingin saya share, kenapa enggak. Paling ya.. mau gak mau saya harus korting dulu jam nonton netflixnya buat nulis ini.

Makeup Dupe ini menjadi tema yang menarik bagi saya, karena ya... gak semua harga make up sesuai dengan dompet kan. Makanya, makeup dupe di sini bisa menjadi penyelamat bagi kita-kita yang ingin tampil oke, dengan budget yang bersahabat. Oh, yang perlu diingat, makeup dupe itu sama sekali bukan makeup KW ya. Makeup KW itu jelas palsu. Brandnya sama, dan isinya juga bahkan ada yang sampai sulit dibedain, tapi KW tetaplah KW. Palsu. Kita gak tau kandungan yang dipakai mereka untuk membuat makeup palsu. Makanya, kita harus super hati-hati kalau liat ada makeup high end yang harganya miring ya!

Kalau makeup dupe, ini lebih seperti makeup alternatif, punya banyak kesamaan dengan brand high end, tapi dengan harga yang jauh lebih murah. Mereka punya merk sendiri, meskipun gak semua orang kenal dengan merknya. Semakin ke sini, makeup dupe ini semakin banyak. Sebutlah focallure, yang dulu seringkali jadi alternatif orang-orang yang mau beli Huda Beauty. Bahkan yang mampu beli Huda Beauty aja kadang masih penasaran dan ngiler buat nyoba si focallure ini, karena gosipnya sih kualitasnya juga gak main-main.

Belum sempat mencoba focallure, saya kepincut dengan makeup dupe lain. Kena racun teman-teman beauty blogger dan vlogger yang sering banget pakai palette ini untuk berbagai tema makeup. Dari mulai natural, smokey, fantasy, colorful, mejikuhibiniu, sampai ke gradasi-gradasinya lengkap deh! Totalnya ada 63 warna dalam 1 palette. Saking banyak warnanya, namanya bukan palette lagi, tapi tray! Beberapa orang bilang kalau eyeshadow palette ini dupenya Morphe, jika dilihat dari pigmentasinya. Tapi dari harganya, jelas jauh banget. Nah, makeup dupe yang bakal saya bahas ini harganya sekitar 150.000 an aja, yaitu Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray.

Review Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray

Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray ini produksi China. Sempat didebatkan karena belum ada BPOMnya. Ya 11 12 sama focallure waktu doi belum punya distributor resmi di Indonesia.

KEMASAN

Review Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray

Terbuat dari karton tebal bermagnet, khas kemasan make up dupe. Kemasan Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray ini terlihat murah, ya wajar aja karena memang murah. Kalau udah murah gini minta kemasan yang cantik, saya toyor juga nih! Kemasannya berwarna silver berglitter yang bikin tulisan-tulisan di atasnya jadi sulit terbaca. Ya bisa sih kebaca, tapi mata saya jadi agak siwer-siwer gimana gitu.


KANDUNGAN

Karena saya cukup puyeng untuk baca kandungannya, saya ambil dari website lain aja ya.. Ini dia kandungan dari Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray :

MICA, TALC, CALCIUM TITANIUM BOROSILICATE, SILICA, NYLON-12, DIISOSTEARY MALATE, ETHYLHEXYL PALMITATE, BORON NITRIDE, CAPRYLYL GLYCOL, DIMETHICONE, ETHYLHEXYLYCERIN, PHENOXYETHANOL, TIN OXIDE, TOCOPHERYL ACETATE, TRIETHOXYCAPRYLYLSILANE
MAY CONTAIN(+/-): BISMUTH OXYCHLORIDE(CI 77163), TITANIUM DIOXIDE (CI 7789), IRON OXIDES (CI 77491,CI 77492,CI 77499)

PIGMENTASI DAN KETAHANAN

Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray punya 63 warna. Dari 63 warna ini, sulit jika saya harus mendeskripsikan satu-satu. Beberapa punya pigmentasi yang oke, tapi ada juga yang pigmentasinya kurang, seperti kapur kalau saya bilang. Hanya saja, secara umum, warna-warna yang vibrant atau mentereng seperti ungu, fuschia, merah, hijau, biru, punya pigmentasi yang luar biasa.Tapi untuk yang pigmentasinya kurang dan seperti kapur, seperti yang tadi saya bilang, warna-warna ini perlu dibuild beberapa kali agar warnanya benar-benar keluar.

Review Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray

Yang saya suka dari Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray ini adalah kreatifitas yang tak terbatas. Mungkin banyak juga yang berpendapat seperti saya, bahwa merias mata adalah bagian paling menyenangkan dalam proses bermake up. Dengan palette ini saya merasa gak dibatasi. Misalnya tadinya saya berencana ingin membuat make up natural lalu di tengah jalan berubah pikiran, saya bisa pakai warna lain dan mengubahnya menjadi make up fantasy.

Karena saya gak mungkin swatches semua warnanya (yaa.. kebetulan tangan saya cuma dua), saya akan ambil beberapa warna yang representatif saja. Warna-warna nude yang chalky, warna-warna shimmer, dan warna-warna yang vibrant. Semoga bisa cukup menerangkan ya.

Review Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray

Palette ini juga bisa jadi modal belajar para MUA. Bermain warna suka-suka untuk menghasilkan perpaduan warna yang ciamik. Gak perlu eman-eman, karena kalau habis ya tinggal beli lagi. Baru deh nanti kalau udah jago, punya klien, go for Morphe! Di bawah ini beberapa kreasi saya waktu main palette ini.

Review Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray
Review Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray

Warnanya yang super lengkap, bikin kita bisa bikin makeup yang terinspirasi dari hal apapun. Seperti saya yang bikin eye makeup yang terinspirasi dari warna sunset, burung merak, dan hutan. Duh, dari tadi kayaknya saya mention yang bagus-bagus aja ya, nanti dikira saya jualan. Tapi ya, too good to be true banget kan kalau palette seharga 150.000an ini gak ada kurangnya. Nah, selain warna-warna nude yang kurang keluar, Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray ini juga punya fallout yang cukup banyak. Menyebalkan memang kalau makeup mata udah cantik, begitu liat pelipis dan pipi ada serbuk-serbuk sisa cinta. Pas dibersihin, eh malah cemong-cemong kemana-mana. Makanya, lebih baik mengaplikasikan complexion setelah makeup mata selesai.

Review Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray

Satu lagi, akan lebih baik jika saja Beauty Glazed ini punya distributor resmi di Indonesia sehingga bisa didaftarkan juga di BPOM. Tapi, kalau itu dilakukan, saya sih gak yakin harganya bisa tetap murah seperti ini. Jadi, pada akhirnya balik lagi, ada harga ada rupa. Betul?

KESIMPULAN

+ Warna komplit sekomplit-komplitnya
+ Bisa bikin banyak tema make up
+ Pigmentasi sebagian besar okey
+ Harganya murah
- Sulit dicari, harus online
- Belum terdaftar di BPOM
- Ada sedikit warna yang chalky
- Fallout lumayan banyak

Harga : Sekitar IDR 150.000, tergantung beli di mana
Nilai : 3.5/5


Disclaimer : Artikel ini ditulis atas pengalaman pribadi penulis, bukan sponsor maupun endorsement

Continue reading REVIEW : Beauty Glazed Gorgeous Me Eye Shadow Tray, Yang Katanya Dupenya Morphe

Friday 19 June 2020

REVIEW : Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow, Bermain Glitter di Kelopak Mata

Lagi-lagi Madame Gie. Gak tau ya, karena produk-produk yang brand ini keluarin super variatif dan ngikutin tren, saya jadi makin penasaran. Belum lagi harganya yang gak masuk akal. Jadi kalau kualitasnya oke punya, saya berasa menemukan harta karun. Tapi kalau sebaliknya, yaa saya bisa memaklumi, harganya juga murah.

Nah, untuk kali ini, produk Madame Gie yang akan saya review berhubungan dengan makeup mata, yaitu Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow. Dari namanya saja, sudah jelas ya, kalau produk ini mengusung tema bling bling, yang pastinya mengandung glitter. Saya jarang banget pakai eyeshadow yang berglitter, kalau sekedar shimmer sih sering banget. Gak mudah untuk mencari produk eyeshadow berglitter dengan gliter yang halus. Kalaupun ada, ya si Stila, yang harganya 400.000. Makanya, waktu Madame Gie ngeluarin produk berkonsep glitter hanya dengan 19.000 saja, saya penasaran ingin coba.

Review Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow

Saya beli bundle Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow ini sekaligus, yang berisi seluruh warnanya (6 warna), tapi kalian juga bisa kok beli satuan. Tadinya saya cuma ingin coba 1 warna aja, tapi karena bingung dan penasaran sama semua warnanya, dan juga harga sepaketnya hanya 105.000, ya sudah deh.

KEMASAN

Review Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow

Kalau kamu beli satuan, kamu gak akan dapat box apapun, hanya dilapisi oleh plastik mika, tempat informasi dituliskan, seperti produk Madame Gie lainnya. Bentuknya sangat umum, tabung kecil dari plastik sepanjang telunjuk. Seperti biasa, tampaknya dalam upaya menekan cost, gak ada yang spesial dari kemasannya. Aplikatornya sangat biasa, seperti aplikator lip cream, yang menurut saya kurang nyaman digunakan karena terlalu gendut, kurang ramping, apalagi karena produk ini harus digunakan di kelopak mata.

KANDUNGAN

Seperti biasa, saya kesulitan membaca infomrasi yang tertera di plastiknya, jadi saya gak bisa membagikan kandungannya apa. Tapi yang jelas sih, semua produk Madame Gie sudah terdaftar di BPOM. Jadi, tenang aja ya.

KLAIM

Eyeshadow Cair (Liquid Eyeshadow) dengan warna yang pekat dan tersedia dalam 6 warna  Tidak mudah rontok dan memiliki hasil akhir halus tanpa garis pada kelopak mata.

TEKSTUR DAN AROMA

Tekstur dari Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow ini gak terlalu cair, tapi juga gak terlalu pekat. Jika dilihat dan diswatch sekilas, mungkin tampaknya bagus-bagus aja. Aromanya sangat menyengat dan agak mengganggu buat saya si pecinta komestik tak beraroma. Tapi, kalau kalian gak ada masalah dengan kosmetik yang wangi-wangi, mungkin kalian akan suka-suka aja.

HASIL PEMAKAIAN

Review Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow

Melihat warna-warna pada packagingnya, saya sudah excited. Cantik-cantik banget dan variatif. Tapi, begitu saya coba swatches di pergelangan tangan, hmmm.. kok beda dari yang saya harapkan. Hal pertama yang saya notice dari Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow ini adalah glitternya yang cukup besar, yang bikin saya inget sama glitter buat pelajaran KTK. Glitter yang besar ini, bikin liquid eyeshadownya jadi kurang smooth dan berasa pecah. Untuk no 02 dan 04, glitternya lebih besar dan berwarna kontras dengan liquid eyeshadownya, kayak tabrak-tabrakan jadinya, not my favourite :(

Selain glitternya, saya juga merasa konsistensi produk ini berbeda pada setiap warnanya. Ada yang lumayan oke, tapi ada juga yang patchy sampai saya susah sekali mengaplikasikannya. Sepertinya, ini juga ada kaitannya dengan glitternya, karena lagi-lagi, no 02 dan 04 adalah yang paling sulit diaplikasikan.

Review Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow

Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow ini cepat sekali kering saat diaplikasikan dan sangat sulit untuk dibuild. Jadi, waktu saya mencoba untuk menambahkan produknya di kelopak mata, bukannya bikin eye makeup semakin tebal, tapi justru malah mengangkat eye makeup yang sudah ada sebelumnya. Jadi memang penggunaan liquid eyeshadow ini lumayan tricky. Harus sabar dan telaten.

Setelah penggunaan Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow ini, saya merasa kelopak mata terasa lebih berat dan kasar apabila diraba. Lagi-lagi, sayangnya saya harus bilang kalau liquid eyeshadow ini mirip glitter cair untuk bikin kerajinan tangan. Tapi, gimana ya, sulit juga sih kalau kita membahas kualitas produk yang memang harganya murah.

Review Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow

Tapi, di antara keenam warna Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow ini, saya lumayan suka sama warna 06. Warna 06 ini menurut saya yang paling mending. Mudah diaplikasikan dan konsistensinya lumayan pekat sehingga hanya 1 swatch saja sudah oke. Tapi efek kering dan kaku setelah pemakaiannya sih masih terasa, meskipun gak separah warna lain. Warna 06 ini warna taupe cantik, kesukaan saya. Ini hasilnya saat diaplikasikan di mata, setelah sebeumnya saya aplikasikan eyeshadow matte berwarna coklat :

Review Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow

Untuk ketahanan, gak perlu pakai cleansing oil atau micellar water. Pakai air digosok-gosok saja sudah hilang total. Jadi saya gak rekomendasikan produk ini di hari-hari besar, di mana kamu harus memakai makeup dalam waktu yang lama.

Review Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow

KESIMPULAN

+ Harga murah meriah
+ Warnanya banyak
- Sebagian besar warnanya patchy
- Wanginya terlalu menyengat
- Glitternya lumayan besar/ kurang smooth
- Hasilnya kurang smooth dan kasar
- Sulit untuk dibuild
- Gak tahan lama

Harga : sekitar  IDR 19.000/pc
Nilai : 2/5

Disclaimer : Artikel ini ditulis atas pengalaman pribadi penulis, bukan sponsor maupun endorsement
Continue reading REVIEW : Madame Gie Beauty Blink Fame Liquid Eyeshadow, Bermain Glitter di Kelopak Mata

Thursday 18 June 2020

Mau Bisnis Setelah Lebaran? Peluang Usaha Kue Bisa Jadi Pilihan Terbaik!

Gak kerasa lebaran tahun ini sudah terlewat. Selesainya Bulan Ramadhan dan lebaran ini juga berdampak pada pelaku bisnis yang menjalankan bisnis musiman saja, contohnya penjual takjil, penjual parcel, dan penjual fashion baju-baju lebaran. Lalu, bagaimana dengan usaha kue? Apakah masih tetap menjanjikan setelah lebaran usai?


Jawabannya? Ya.. Tentu saja tetap menjanjikan, karena memang bisnis yang satu ini prospek atau peluangnya sangat bagus. Ada alasan mengapa berjualan kue bisa menjadi bisnis dengan prospek bagus. Kue merupakan makanan ringan yang juga kerap kali dijadikan sebagai makanan penutup atau dessert, atau bisa juga dijadikan teman untuk ngeteh di sore hari. Jadi gak heran kalau seandainya banyak orang yang tetap gemar untuk membelinya.

Kalau kamu masih bingung jenis kue apa yang akan kamu bisniskan, berikut ini adalah beberapa varian ide bisnis kue yang bisa kamu jadikan pertimbangan untuk dijual, yaitu:
 
1. Aneka kue basah atau jajanan pasar

Siapa bilang jajanan pasar sudah ketinggalan zaman? Nyatanya ada banyak sekali diantaranya masyarakat yang tetap menggemari menu makanan yang satu ini (termasuk saya!). Apalagi, sekarang juga sudah banyak jajanan pasar yang dimodifikasi dengan rasa-rasa yang lebih modern, misalnya surabi dengan topping  coklat bubuk, sehingga tak kalah jika dibandingkan dengan makanan kekinian.

2. Kue kering

Jika tidak ingin ambil resiko karena kue atau jajanan basah mudah rusak, maka gak ada salahnya buat kamu mencoba bisnis kue kering, karena jenis kue yang satu ini bisa tahan lebih lama untuk disimpan. Pemasarannya juga lebih luas karena bisa dijual secara online juga. Saya sendiri termasuk penggemar kue kering. Sejujurnya, saya termasuk yang sering nyetok kue kering di rumah (buatan kakak ipar), untuk teman nyemil saya kalau lagi baca buku.

3. Kue Zaman Now

Sekarang ini juga tengah musimnya usaha kue kekinian, dimana bukan cuma rasa saja yang ditonjolkan, melainkan juga dari segi tampilannya (atau kalau kata Chef Juna "presentasinya") lebih instagramable, enak untuk dilihat dan juga di foto. Umumnya makanan semacam ini sangat disukai oleh anak muda, contohnya saya yang baru menginjak 20 tahun ini. (dilarang protes!). Kenapa kue-kue kekinian bisa mudah menarik anak muda? Karena yaa namanya anak muda, suka benget mencoba hal-hal yang baru. Mencoba kue yang belum pernah dicoba sebelumnya kan termasuk sebuah pengalaman baru.

4. Cake

Menjual aneka macam cake juga bisa dijadikan sebagai pilihan, apalagi untuk kamu yang memiliki keahlian dekorasi kue, maka ini sangat menjanjikan untuk dicoba. Kamu bisa terima pesanan kue ulang tahun dalam berbagai model atau tampilan. Saya pernah liat cake yang tampilannya karakter-karakter Marvel, unik banget! Kalau di ulang tahun saya yang ke 20 nanti, saya juga mau nih dikasih cake dengan tema karakter-karakter Princess Disney!
 
Kalau sudah terlintas ide bisnisnya, kamu tinggal memikirkan bahan-bahan yang harus disiapkan dalam membuat kuemu. Gak perlu bingung, belanja beragam jenis bahan baku di toko bahan kue terdekat saja mulai dari tepung terigu, gula, susu, sampai dengan mentega lebih mudah di TokoWahab. Selamat berbisnis!

Continue reading Mau Bisnis Setelah Lebaran? Peluang Usaha Kue Bisa Jadi Pilihan Terbaik!

Tuesday 9 June 2020

REVIEW : Olay Regenerist Micro Sculpting Cream, Sebuah Usaha Untuk Menunda Penuaan

Dalam rangkaian skincare saya dehari-hari, buat saya moisturiser adalah step yang paling menentukan. Either bikin kulit lebih baik, atau malah memburuk. Saking malas menghadapi drama gak cocok saya pelembap, saya sering skip moisturiser di pagi hari, dan langsung loncat ke step sunscreen. Yang penting kulit sudah lembap, buat saya. Begitupun untuk rangkaian skincare malam hari, kadang saya cuma pakai toner lalu face oil. Alasannya sama, karena belum berjodoh dengan moisturiser-moisturiser yang pernah saya coba.

Tapi, semakin ke sini, kulit saya yang biasanya berminyak, lambat laun terasa lebih kering dan kusam, bahkan muncul beberapa garis-garis halus! Asumsi saya sih karena pengaruh hormon melahirkan dan asupan air putih yang kurang, maklum, setelah punya baby, buat minumpun kadang lupa. Dengan alasan ingin tetap jadi Mama muda, saya bertekad untuk mencari pelembap yang concern di masalah-masalah penuaan dini.

Sebelum saya memutuskan untuk mencari moisturiser, saya sempat membaca artikel tentang fakta dibalik mahalnya krim-krim anti ageing. Para ahli skincare itu membahas bahwa dalam produk-produk anti ageing, pada umumnya kandungannya sama, yaitu glycerin. Mereka sempat bertanya pada produsen salah satu skincare high end (saya gak akan sebut nama), apa yang membuat produk mereka jadi mahal sedangkan kandungannya gak berbeda jauh dengan produk-produk drugstore. Alasannya satu, mereka menjual harapan dan brand mereka. Yaaah berarti intinya, dengan kandungan yang gak jauh berbeda, seharusnya efeknya pun gak akan jauh berbeda bukan?

Hamdallah saya baca artikel itu sebelum memutuskan untuk beli moisturiser mahal. Tadinya, saya udah berniat akan beli moisturiser yang paling oke, gak apa-apa deh mahal juga, asal berkualitas. Tapi karena baca artikel itu, saya langsung ganti arah, cari moisturiser lokal yang ada kandungan glycerinnya, dan tentunya punya banyak review positif dari para pemakainya. Akhirnya, pilihan saya jatuh pada Olay Regenerist Micro Sculpting Cream. Ada beberapa alasan kenapa saya pilih produk ini sebagai krim anti tua saya, yaitu karena ini produk drugstore (mudah dicari) dan juga karena saya selalu melihat Olay ini sebagai brand yang paling sering mengusung tentang produk anti ageing. Dan lagi, harganya murah, so why not. Apalagi, produk ini juga ada ukuran mininya, cocok banget buat saya yang mau coba-coba dulu.

Review Olay Regenerist Micro Sculpting Cream

KEMASAN

Kemasannya berbentuk jar yang imut. Terbuat dari plastik yang kokoh, bukan kaleng-kaleng. Designnya terlihat ekslusif/ mewah. Box luarnya juga sangat informatif. Dari mulai gambar produknya, klaim, urutan pemakaian, kandungan, produksi, waaah pokoknya ini adalah jenis kemasan yang saya suka, yang bikin saya gak perlu googling lagi untuk cari informasi tentang produk ini.

KANDUNGAN

Review Olay Regenerist Micro Sculpting Cream


Water, Glycerin, Isohexadecane, Niacinamide, Aluminum Starch Octenylsuccinate, Isopropyl Isostearate, Nylon-12, Dimethicone, Panthenol, Stearyl Alcohol, Polyethylene, Cetyl Alcohol, Behenyl Alcohol, Titanium Dioxide, Benzyl Alcohol, Caprylic/Capric Triglyceride, Sodium Acrylates Copolymer, Tocopheryl Acetate, Mica, Allantoin, Ethylparaben, Methylparaben, Dimethiconol, Polyacrylamide, PEG-100 Stearate, Cetearyl Alcohol, Cetearyl Glucoside, C13-14 Isoparaffin, Propylparaben, Sodium Hyaluronate, Stearic Acid, Disodium EDTA, Fragrance, Butylene Glycol, Citric Acid, Sodium PEG-7 Olive Oil Carboxylate, C12-13 Pareth-3, Laureth-7, Peucedanum Graveolens (Dill)

KLAIM

Review Olay Regenerist Micro Sculpting Cream

1, Menyamarkan pori-pori, membantu kulit terasa lebih halus, dan tampak bersinar
2. Kulit terasa lebih kencang
3. Membantu menyamarkan garis halus dan keriput

Formulanya, dengan ADVANCED AMINO-PEPTIDE COMPLEX + EKSTRAK BUAH CAROB, membantu memperbarui permukaan kulit. Asam Haluronas + Gliserol membantu melembapkan kulit dan membantu kulit terasa lebih lembut

CARA PAKAI

Gunakan dengan ujung jari, pijatkan sedikit krim pada wajah dan leher dengan gerakan melingkar ke atas, berfokus pada area seperti alis mata dan garis rahang, yaitu daerah yang paling membutuhkannya. Gunakan di pagi dan malam hari.


AROMA DAN TEKSTUR

Review Olay Regenerist Micro Sculpting Cream

Teksturnya krim putih yang ringan. Gak seperti pelembap pada umumnya, kekentalan krim ini pas sehingga mudah saat diaplikasikan. Sedikit saja cukup untuk dipakai ke seluruh wajah. Awet pokoknya. Aromanya khas produk Olay, yaa.. mengandung parfum.

HASIL PEMAKAIAN

Produk anti ageingnya Olay sebetulnya banyak macamnya, saya juga pusing dan bingung sendiri waktu milih. Berdasar dari review orang-orang saja, akhirnya saya pilih produk ini. Selain itu, saya tertarik dengan kandungan niacinamide di produk ini, yang seringkali cocok dengan kulit wajah saya. Kulit wajah saya memang aneh, susah banget berjodoh sama pelembap, makanya harapan saya pertama kali mencoba prduk ini gak muluk-muluk. Gak break out aja udah suatu prestasi.

Review Olay Regenerist Micro Sculpting Cream

Olay Regenerist Micro Sculpting Cream ini terdiri dari 2 kemasan, yang full jar (50 gr), dan yang ukuran mininya (14 gr). Saya sudah repurchase 2x untuk yang ukuran 14 gr. Kenapa repurchasenya beli yang kecil? Karena kemasan dan ukurannya yang imut, travel friendly, gak ngabisin tempat, dan saya rasa lebih higienis aja gitu.

Review Olay Regenerist Micro Sculpting Cream

Meskipun pada kemasannya ditulisankan bahwa Olay Regenerist Micro Sculpting Cream ini dapat digunakan di pagi dan malam hari, tapi saya hanya menggunakannya di malam hari karena produk ini gak mengandung anti UV dan SPF. Pernah sekitar seminggu awal pemakaian saya masih menggunakannya di pagi hari juga, tapi setelahnya stop. Alasan sama seperti biasa. Di pagi hari dengan aktivitas yang berjubel, saya sering malas untuk memakai krim yang ditumpuk-tumpuk, karena mau gak mau kan saya harus pakai sunscreen lagi di atasnya.. Rasanya seperti membiarkan kulit wajah saya menjadi sarang debu. Jadi, untuk pelembap di pagi hari, saya biasanya prefer pelembap yang juga mengandung SPF.

Review Olay Regenerist Micro Sculpting Cream

Seminggu awal penggunaan, saya langsung merasakan perubahan yang fantastis di kulit saya. Tekstur lebih halus dan lembut, gak muncul jerawat, dan tekstur kulit lebih kenyal. Karena puas dengan hasilnya, saya yang serakah ini langsung pesan facial wash Olay yang juga seri regenerist ini dengan maksud supaya hasilnya kinclong maksimal. Gak taunya, setelah seminggu pemakaian dibarengi oleh facial wash olay regenerist, kulit wajah saya yang tadinya udah lembap dan halus, tiba-tiba gradakan lagi. Saya coba kasih kesempatan lagi selama seminggu, ternyata hasilnya tetap gak ada perubahan, malah kulit wajah saya semakin kering. Akhirnya, ya sudah, saya kembali lagi menggunakan facial wash JF sulfur, dan yaaaa olala.. efek Olay Regenerist Micro Sculpting Creamnya kembali terasa.

Menghabiskan jar 14 gram yang kedua ini meskipun gak banyak hasil yang signifikan, masih jauh lebih baik dibandingkan dengan krim malam anti ageing yang pernah saya gunakan sebelumnya. Kulit saya jauh lebih bersih, warna kulit lebih merata dan sedikit lebih cerah. Untuk masalah pori-pori besar dan garis halus, saya rasa butuh waktu yang cukup lama untuk masalah besar ini. Tapi overall, saya merasa produk ini tampaknya bisa membantu saya untuk menunda penuaan wajah ini. Semoga.

KESIMPULAN

+ Kemasan oke, box informatif
+ Tersedia dalam 2 ukuran, 14 gram dan 50 gram
+ Mudah ditemukan
+ Harga cukup terjangkau
+ Tekstur mudah diaplikasikan
+ Melembapkan tanpa menimbulkan jerawat atau komedo
+ Membantu memudarkan noda hitam bekas jerawat
- Beraroma cukup menyengat
- Butuh waktu untuk menyamarkan pori-pori dan garis halus (lah ini sebetulnya bukan review negatif ya, saya aja gak sabar haha)

Harga : IDR 43.000 untuk kemasan 14 gr dan IDR 210.000 untuk kemasan 50 gr (tergantung beli di mana)
Nilai :4/5


Disclaimer : Artikel ini ditulis atas pengalaman pribadi penulis, bukan sponsor maupun endorsement


Continue reading REVIEW : Olay Regenerist Micro Sculpting Cream, Sebuah Usaha Untuk Menunda Penuaan

Saturday 6 June 2020

, ,

CORETAN MAMANIS : Drama Trimester 4, Drama Berusaha Menjadi Ibu Sempurna

Melanjutkan cerita kemarin tentang betapa menakjubkannya melahirkan seorang anak, kali ini saya ingin cerita tentang gak kalah "menakjubkannya" hari-hari setelah menjadi seorang ibu. Ah ya, selama saya hamil, saya sering baca-baca seputar baby blues, menyusui, dan juga tahapan-tahapan perkembangan bayi. Mendengar baby blues bukan hal asing bagi saya yang pernah mempelajari topik ini di bangku kuliah. Saya paham, kalau hormon-hormon melahirkan ini punya banyak andil terhadap kondisi emosional ibu yang baru melahirkan. Satu hal yang bikin saya khawatir, jangankan meny pengaruh hormon, tanpa adanya hormon-hormon itupun saya memang orang yang cukup emosional. Makanya, saya banyak cari tips-tips dalam menghadapi baby blues, untuk persiapan nanti. Saya juga udah wanti-wanti Mas Suami perihal baby blues ini. Apakah artinya saya bisa terhindar dari baby blues? Hmm... Tidak semudah itu, Marisol.


Kembali ke cerita, setelah persalinan, hanya dalam hitungan beberapa jam, saya sudah bisa banyak gerak. Orang-orang yang melihat saya kadang heran dan ikut ngilu-ngilu, kok baru melahirkan udah "lincah" aja. Jawabannya jelas, karena saya masih di bawah pengaruh pain killer, gak kerasa sakit sama sekali. Setelah pindah ke kamar perawatan, Baby Al langsung ikut di dalam kamar. Saya masih canggung untuk ngotak ngatik Baby Al. Jangankan membedong atau ganti popok, ngangkat bayi aja rasanya deg deg serrr. Untung suster di sana super gesit.

Malam pertama dengan Baby Al sungguhlah berat. Baby Al menangis sepanjang malam. Setiap saya kasih ASI, dia bisa tidur. Tapi selang 10 menit, dia kembali menangis. Kala itu, saya gak tau apa yang salah, apa yang bikin dia menangis. Biasanya suster datang dan membantu menenangkan, ataupun menggantikan popoknya. Suster bilang, bayi newborn gini kalau nangis biasanya karena 3 hal, lapar, ingin ganti popok, atau ingin digendong. Alhasil, sepanjang malam pertama itu, ritmenya sama. Menyusui, ganti popok, gendong, menyusui, ganti popok, gendong. Bahkan esoknya saya seringkali tertidur dengan posisi duduk sambil menggendong Baby Al.


Setiap pagi, Baby Al dibawa suster untuk dimandikan dan diperiksa kesehatannya. Hari kedua, suster bilang kalau BB Baby Al turunnya lebih dari batas normal. Selain itu, ada kemungkinan bilirubin Baby Al tinggi, karena terlihat kuning. Satu-satunya cara untuk mengatasi 2 permasalahan tersebut adalah dengan memberikan ASI terus menerus pada Baby Al. Melihat kondisi Baby Al, DSA bilang kalau kemungkinan ASI saya gak keluar, makanya BB Baby Al turun. Awalnya saya gak percaya, karena selama hamil, ASI saya sering banget rembes-rembes ke baju. Ternyata, ASI rembes saat hamil itu gak ada hubungannya dengan produksi ASI itu sendiri. Waktu dipumping di rumah sakit, 1 payudara hanya menghasilkan 3 cc aja. Sedih gak sih? Padahal saya ngerasa payudara saya penuh banget, kaya mau meledak gitu. Tapi kok isinya gak keluar?

Suster dan DSA menyarankan saya untuk memberi Baby Al susu formula untuk sementara waktu, karena melihat bilirubin Baby Al yang tinggi dan BB nya yang semakin turun. Awalnya saya gak tega, apalagi dari informasi-informasi yang saya dapatkan selama mempelajari ilmu menyusui, susu formula adalah opsi paling paling paliiiing terakhir. Tapi, saya lebih gak tega kalau lihat Baby Al yang nagis terus menerus karena lapar, dan lihat kulit dan matanya yang terlihat kuning. Awalnya, saya tetap bersikeras menolak pemberian susu formula sampai akhirnya saya keluar dari rumah sakit. DSA mengijinkan dengan catatan saya harus menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa pihak rumah sakit sudah merekomendasikan untuk pemberian susu formula, sehingga apabila kondisi Baby Al menjadi buruk, rumah sakit tak mau disalahkan. Agak kesal sih lihatnya, tapi ya mau gimana lagi.


Sepulangnya saya ke rumah, pola tidur Baby Al sama seperti di rumah sakit. Tidur sebentar, lalu terbangun nangis kelaparan. Begitu saya susui, ia tertidur lagi. Tapi gak lama, bangun lagi. Jelas banget kalau dia lagi lapar. Bolak balik saya terbangun ssambil menangis karena lelah, juga gak tega melihat Baby Al yang lapar. Inilah masa-masa saya mengalami baby blues. Di satu sisi, saya merasa gak bisa menjadi ibu yang sempurna karena merasa banyak kekurangan dalam mengurus Baby Al, tapi di sisi lain saya merasa sangat lelah dan merasa sendirian melewati fase ini. Mas suami tentu saja membantu dan sigap ketika saya minta pertolongan, tapi entahlah.. rasanya itu masih kurang. Ada perasaan gak berdaya tiap melihat Baby Al, "Apa sanggup saya mengurus bayi manusia ini, sedangkan untuk menenagkan tangisannya saja saya pusing setengah mati", pikiran itu berulang-ulang terlintas di pikiran saya.


Seringkali, saya menangis tiap malam, tanpa tau penyebab pastinya. Suatu malam saya terbangun karena tangisan Baby Al. Di tengah rasa lelah, setelah menidurkan kembali Baby Al, saya kembali menangis. Saya yakin betul tangisan saya cukup kencang, dan menjadi semakin kencang ketika melihat Mas Suami yang tertidur pulas tanpa mendengar tangisan saya. Esoknya, karena saya gak tahan dengan kondisi ini, saya mengadu kepada Mas Suami kalau saya seringkali menangis, seringkali sedih. Mas Suami yang pada dasarnya cuek dan kurang peka, cukup terkejut. Dia gak melihat dan merasa ada yang salah dengan saya, karena saya gak cerita. Ya, Mas Suami adalah tipe suami yang menegaskan kalau dirinya bukan Dedy Corbuzier yang bisa baca pikiran, ia menomorsatukan komunikasi melalui ucapan, bukan melalui pikiran. Akhirnya bocor lah pertahanan saya, saya cerita semua muanya tentang perasaan yang saya alami, perasaan sendirian, gak mampu, lelah, dan berbagai deretan keluhan selama ini. Suami langsung memeluk erat dan bilang, "Kenapa gak pernah cerita? Kamu gak pernah sendirian". Ajaibnya, meskipun pelukan itu gak lama, karena Baby Al keburu terbangun, saya merasa tenang, merasa aman, dan yakin, kalau saya bisa.

Drama gak berhenti sampai di situ. Setelah mengonsumsi susu formula selama beberapa hari, ternyata ASI saya mulai keluar dengan derasnya, 1 payudara bisa sampai 150ml, dan bisa penuh lagi dalam 2 jam. Payudara yang bengkak semakin sakit kalau gak dikeluarin, sampai seringkali saya bangun tiap malam cuma untuk ngeluarin ASI karena gak tahan ngilunya yang sampai terbawa mimpi. Sampai pada akhirnya, karena sepertinya teknik memerah yang salah, puting saya terluka di dalam, sehingga menyebabkan ASI berwarna pink karena bercampur darah. Drama apalagi ini! Tapi untungnya, saat itu saya punya donor ASI, yaitu kakak ipar sendiri yang alhamdulillah stok ASIPnya pun melimpah.

Setelah puting saya membaik, saya mulai dbf kembali, tapi luar biasanya puting saya lecet lagi. Gak sampai berdarah sih, tapi cukup bikin saya lemes tiap kali ngeliat Baby Al minta nenen, bawaannya deg degan terus. Belum lagi stretchmark di paha yang tiba-tiba muncul saat hamil, waduh.. kalau diceritain pengalaman hamil dan melahirkan ini luar biasa, mungkn itu sebabnya diciptakan lagu Kasih Ibu yang tak terhingga sepanjang masa. Tapi, gimanapun juga, ini adalah permintaan saya sama Tuhan, jawaban dari do'a saya.

Halo lagi Tuhan! Kau tau kan, ketika saya menulis ini, saya gak sedang protes ataupun mengeluh, hanya cerita dan takjub gitu Tuhan. Ingin bilang WOW ternyata saya pernah melaluinya! Hehe.




Continue reading CORETAN MAMANIS : Drama Trimester 4, Drama Berusaha Menjadi Ibu Sempurna