Tuesday 25 December 2018

, , ,

REVIEW : Rivera Luminous Micro Powder (01, 02, 03)

Di penghujung tahun ini, melalui kolaborasi dengan beautycollab.id, saya dan teman-teman mendapat kesempatan untuk mencoba produk barunya Rivera Cosmetic.

https://www.instagram.com/beautycollab.id/
 
Walaupun terkadang rasanya kurang praktis, menurut saya,  atau yang biasa  disebut bedak tabur merupakan salah satu make up essential yang wajib dimiliki oleh para beauty enthusiast, terutama bagi yang memiliki jenis kulit seperti saya, berminyak dan mudah berjerawat. Bahkan kalau kamu pergi ke klinik kulit atau ke dokter kulit saat kulitmu berjerawat, dokter pasti menyarankan kita untuk menggunakan bedak tabur dibandingkan bedak padat. Alasannya? Karena bedak tabur ini terbentuk dari partikel kecil yang ringan dan mudah menyerap di kulit wajah tanpa menyumbat pori-pori.


Nah, berita baik buat kita, para pecinta bedak tabur, salah satu brand lokal Indonesia, Rivera Cosmetic, baru saja meluncurkan produk bedak taburnya dengan nama Luminous Micro Powder. Tentu senang rasanya dikasih kesempatan untuk mencoba produk terbarunya mereka ini.
KEMASAN


Sejujurnya, saya pernah berpendapat kalau produk-produk Rivera tuh kemasannya jadul banget, kurang kekinian, kurang muda. But suprisingly, waktu saya lihat kemasan Luminous Micro Powder ini, eh kok kece gini. Warna hitam emang gak pernah salah, ditambah lagi font tulisannya lebih modern. Bahkan bagian dalam dusnya, gak dibikin polos. Jadi untuk kemasannya, saya rasa kerja keras Tim Rivera patut diacungi jempol!


Kemasannya terbuat dari plastik tebal, tutupnya bentuk ulir dengan bahan doff, sedikit mengingatkan saya dengan Translucent Powdernya LT Pro.

KLAIM


Pada kemasannya dituliskan bahwa Rivera Luminous Micro Powder punya beberapa keunggulan, yaitu :
- Bedak tabur yang lembut
- Melapisi wajah dengan ringan untuk tampilan make up yang tahan lama
- Formulanya tidak menyebabkan komedo
- Tidak menggumpal
- Dapat mengurangi minyak berlebih di wajah dengan sempurna
- Menyamarkan dan meratakan warna kulit

Dari kemasannya juga saya langsung paham kalau Rivera Luminous Micro Powder ini punya keunggulan yang menjadi highlightnya, yaitu mengandung UV Filter, non comedogenic, dan tentunya sesuai dengan namanya, luminous finish

KANDUNGAN


Mica, Talc, Corn (Zea Mays) Starch, Titanium Dioxide, Zinc Oxide, Boron Nitride, Triethylexanoin, Hdl/ Trimethyol Hexyllactone Crosspolymer, Lauroyl Lysine, Dimethicone/ Methicone Copolymer, Fragrance, Nephrite Powder, Propylparaben, Methylparaben, Tocopheryl Acetate, Silica.

May Contain : Isopropyl Titanium Triisostearate, Hydrogen Dimethicone, Cl 77492, Cl 77491, Cl 77499)

Berarti gak bohong kalau produk ini mengklaim punya UV Filter, sudah jelas tertulis ada Titanium Dioxide dan Zinc Oxide, jenis physical sunscreen kesukaan saya.

TEKSTUR

 

Gak semua bedak tabur berpartikel halus. Ada beberapa bedak tabur yang terasa kasar saat dipegang, sehingga hasilnya gak begitu halus di wajah. Tapi tekstur dari Rivera Luminous Micro Powder ini benar-benar sesuai dengan namanya, partikelnya sangat kecil dan halus.

AROMA

Pertama kali dibuka, aroma wanginya cukup menyengat. Saya sempat ragu apa bakal suka dengan produk yang wanginya seperti ini. Tapi setelahnya, entah wanginya mungkin sudah menguap, wanginya menjadi samar dan gak mengganggu lagi.

WARNA


Rivera Luminous Micro Powder ini punya 3 shade, yaitu :
01 Soft Honey : shade paling terang dengan pink undertone
02 Natural : yellow undertone, cocok untuk kulit kuning langsat

03 Sand Beige : warnanya eksotis warm, dan saya ngerasa agak orange, cocok dengan yang kulitnya tan


Saya suka dengan pemilihan shadenya karena range antar shadenya lumayan jauh, cocok dengan kulit orang Indonesia yang beragam. Pasti bakal keren kalau shadenya ditambahin lebih banyak.

HASIL PEMAKAIAN

Melihat 3 shadesnya, awalnya saya berpendapat kalau shade yang bakal cocok di kulit sawo matang saya hanyalah yang sand beige. Tapi ternyata ketiga shadesnya benar-benar bisa dipakai.

01 Soft Honey, walaupun undertonenya pink, entah kenapa masih masuk di tone kulit saya, gak bikin abu-abu. Saya sering pakai ini untuk baking bawah mata, atau saya pakai untuk set seluruh wajah saat saya menggunakan foundation yang lebih gelap dari biasanya.

02. Natural, sesuai namanya, warnanya natural. Buat saya, bedak tabur ini semacam bedak yang dipakai kalau buru-buru, kalau gak sempat pakai foundation, tapi ingin bedakkan biar gak kucel-kucel amat. Shade natural ini cukup membantu meratakan warna wajah saya.

03. Sand Beige ini cocok buat yang kulitnya tan, bahkan lebih tan dari kulit saya. Buat saya, shade ini bagaikan bronzer tabur. Bisa dipakai untuk 'menghangatkan' tone wajah, atau bisa juga dipakai saat saya pakai foundation yang terlalu terang.


Selama 2 minggu terakhir ini saya selalu menggunakan Rivera Luminous Micro Powder, sengaja untuk melihat performanya, dan suprisingly ternyata bedak tabur ini sebagus itu. Partikelnya halus, sehingga tampilan wajah terlihat sangat smooth. Bedak ini gak menyumbat pori dan juga gak bikin pori-pori saya yang besar menjadi terlihat lebih besar. Bedak ini tahan seharian kalau kalian gak kena air dan punya kulit normal. Tapi buat saya yang super oily, dalam 4 jam mulai terlihat sedikit berminyak. Walaupun, ini masih termasuk prestasi, karena biasanya bedak yang saya pakai hanya bertahan 3 jam sebelum akhirnya meleleh semuka-muka.

Setelah 3 jam pemakaian
Kalau untuk coverage, yang namanya bedak tabur ya jangan terlalu ngarep banyak ya. Kalau kulitmu udah mulus sih, cukup hanya menggunakan bedak ini. Tapi bagi kulit yang punya banyak dosa di wajah, saya tetap butuh sebiji kedelai foundation untuk memastikan noda-noda tertutupi.
Menurut saya Rivera benar-benar niat banget bikin produk ini. Gak cuma memperhatikan kemasannya yang kekinian, tapi kualitas bedaknya pun juara.

KESIMPULAN

+ Packaging oke
+ Range warnanya jauh
+ Gak menyumbat pori
+ Mengandung UV Filter
+ Lumayan tahan minyak
+ Aroma wanginya gak menyengat

- Hanya ada 3 shade
- Gak waterproof
- Coverage sheer

Harga : sekitar 126.000
Nilai : 4/5
Rekomendasi : Ya


Continue reading REVIEW : Rivera Luminous Micro Powder (01, 02, 03)

Thursday 13 December 2018

,

Anis, Anisa Yang Bukan Nisa dan Icha, Apalagi An*s


Melihat nama-nama bayi saat ini, saya cukup terkesima dan sedikit bingung. Munculnya nama-nama bayi yang gak familiar dan sulit diucap, entah menjadi kebanggaan atau malah kesulitan. Banyak teman saya yang memberi nama anaknya penuh dengan deretan huruf konsonan, yang membuat saya teringat dengan nama-nama kota di Islandia. Menurut saya, para orang tua ini egois. Pernahkah terlintas di benak mereka bahwa nama-nama itu bisa mempersulit hidup sang anak dan orang-orang di sekitarnya? Gimana sulitnya sang guru manggil nama anak waktu absen di kelas? Gimana sulitnya sang anak mengeja kembali nama sebenarnya setiap orang salah mengucap?

Tapi saya paham betul bahwa para orang tua bermaksud memberikan nama yang baik, agar kelak sang anak dapat berperilaku mencerminkan namanya. Saya jadi teringat teman saya yang pernah menulis tentang hal ini. Dia pernah bilang kalau kita gak tinggal di zaman Shakespeare, sehingga ungkapan "Mawar tetaplah berbau harum walaupun namanya bukan mawar", rasanya bertentangan dengan zaman sekarang. Dan yang perlu diingat, di zaman Shakespeare, gak ada yang namanya ejek-ejekan nama Bapak. 

Dulu saya pernah kecewa, kenapa Bapak saya namanya gak sekeren bapaknya teman saya, Awan. Jadi walaupun diejek, terdengar keren. Setiap teman saya itu lewat, teman-teman paling bersenandung lagu Peterpan, "Tempatku melihat di atas Awaaan~". Berbeda dengan saya yang diejek,"Supra X! grung grungg (meniru suara motor)", oh kalian jangan berharap saya bakal bocorin nama Bapak saya! Maka dari itu, sekarang kita dapat cukup berbahagia, mengingat anak-anak zaman sekarang yang punya nama sulit dieja, mudah-mudahan cucu-cucu kita nanti dapat hidup dengan damai tentram.

Bagaimanapun, saya selalu setuju kalau bilang nama itu adalah do'a atau harapan orang tua. Saya sendiri terlahir dengan nama Anisa Firdausi. Seringkali orang menulisnya Annisa (double n), atau Firdaus (tanpa i). Hampir semua orang paham kalau dalam Al Qur'an, seharusnya memang Annisa dengan double n, yang berarti artinya wanita, tapi Bapak saya bilang, "Kepanjangan, gak apa-apa sama aja. Sama-sama dibaca Anisa." Baiklah. Lalu Firdausi diambil dari salah satu surganya Allah, surga Firdaus, dan atas inisiatif orang tua, ditambah i. Mungkin untuk mengganti kekurangan huruf n di awal. Jadi sebetulnya, Anisa Firdausi sungguhlah nama yang indah, walaupun berat menanggung nama ini, saya sangat berterima kasih pada orang tua saya yang mendo'akan saya sebagai wanita surga.

Memberi nama Anisa bukanlah ide awal orang tua saya. Saya masih ingat waktu itu Ibu cerita kalau sebenarnya beliau berencana memberi nama saya Kania Firdausi, tapi entah kenapa batal dan lebih memilih Anisa. Padahal memberi nama Anisa kepada anak perempuan ini kan aneh ya. Seperti kata Cina di film Cinta, "Tega kali Bapak kau, sudah tau muka kau perempuan, masih dikasih nama perempuan". Dan yang lebih aneh lagi, ternyata peminat nama Anisa ini banyak banget. Padahal punya nama Anisa itu gak enak.

Coba deh, pasti setiap orang sedikitnya punya 2 orang teman yang namanya Anisa. Setiap 1 angkatan sekolah pasti punya lebih dari 1 nama Anisa, bahkan jangankan 1 angkatan, saya pernah beberapa kali sekelas dengan 2 nama Anisa. Tentu saya sebal, ini bikin saya pegal noleh sia-sia tiap ada yang manggil "Nis" dan ternyata bukan manggil saya. Belum lagi kalau ada yang namanya Khairunnisa, Renisa, dan nisa nisa lainnya.

Meskipun nama saya Anisa, saya agak beruntung punya nama panggil yang agak berbeda, Anis. Belum tau alasan Ibu dan Bapak memutuskan memanggil saya dengan Anis, bukan Nisa atau Icha, yang lebih umum pada saat itu. Tapi tentu saja perasaan beruntung ini baru saya rasakan pada saat SMA. Semenjak SD sampai SMP saya selalu berusaha untuk mengubah nama panggilan saya menjadi Icha atau Nisa, atau apa saja yang penting bukan Anis.

Ceritanya dimulai saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Bukan lagi teman angkatan, saya punya 1 sahabat yang juga bernama Anisa (dengan double n). Bedanya, dia dipanggil Nisa. Kemana-mana, kami selalu berdua. Ranking pun pasti atas bawah, tentu dia yang di atas, saya yang bawah. Setiap hari, dia pulang pergi sekolah naik becak langganannya. Tebak nama Mamang Becaknya! Iya, Mang Anis!

Sejak saat itu saya merasa nama Anis ini terlalu maskulin. Mati-matian saya berusaha untuk menggiring orang-orang agar terbiasa memanggil saya Nisa atau Icha, untuk membentuk citra yang lebih feminin. Tapi tetap enggak bisa. Panggilan Nisa atau Icha hanya berlaku bagi mereka yang pertama kali bertemu dengan saya, yang jelas bukan orang terdekat saya.

Tapi seiring berjalan waktu, saya mulai merasa Anis lebih cocok dengan kepribadian saya yang agak aneh. Banyak bergaul dengan kakak dan adik laki-laki membuat pribadi saya lebih suka main nintendo dibanding main barbie, main Red Alert dibanding main The Sims, main pris prisan dibanding main anyang-anyangan. Menurut saya, panggilan Nisa terlalu anggun buat anak perempuan yang pantatnya tertusuk paku saat petakilan menduduki kursi yang sudah rusak. Jadi pada akhirnya, saya pasrah dan terima nasib, juga mulai bersahabat dengan panggilan Anis.

Selain Anis, panggilan yang kerap saya dapatkan adalah Anus. Mohon maaf kalau ini terkesan jorok, tapi sebenarnya ini adalah ulah sahabat saya, sebagai bentuk protes karena saya sudah merusak namanya. Namanya Agista,  teman saya yang cantik tapi kelakuannya aneh, sering dipanggil Agis. Menurut saya, nama Agis terlalu anggun untuk anak perempuan yang sering ngelawak dan petakilan macam dia. Maka, saya dan teman yang lain sepakat untuk memanggilnya Agus. Saya baru sadar itu adalah satu hal yang bodoh yang akan menjadi boomerang, mengingat nama sayapun akan mudah diganti, ya, Anus. Setelah Agus, maksud saya Agis, mulai memanggil saya dengan sebutan Anus, makin banyak orang yang memanggil saya seperti itu, terutama sahabat-sahabat saya. Tentunya gak mungkin orang asing yang gak akrab dengan saya, berani memanggil saya seperti itu.

Terbiasa dipanggil Anus sebenarnya gak baik buat saya. Saya jadi gak merasa aneh tiap orang panggil saya Anus di depan umum, padahal bisa jadi orang yang melihat menganggap saya pervert kan. Gak berhenti sampai di situ, saya mulai merasa kalau susunan keyboard QWERTY ini pasti adalah suatu konspirasi, dan pasti si Agus ada di dalamnya. Kenapa i dan u harus bersebelahan? Ini kan jadi bikin kemungkinan untuk typo Anus sebesar 50%. Bayangkan, suatu kali saya mau nge WhatsApp pembimbing skripsi saya semasa kuliah, "Selamat siang, Kang. Ini Anus.."
Continue reading Anis, Anisa Yang Bukan Nisa dan Icha, Apalagi An*s

Wednesday 5 December 2018

, , ,

5 Tren Make Up Ini Bakal Bikin Kamu Geleng-Geleng Kepala! Tertarik Coba?


Memang yang namanya kreatifitas itu gak terbatas. Kreatifitas di dunia kecantikanpun selalu punya ide-ide baru yang sering viral di social media. Tapi tren make up yang akan saya bahas kali ini, sedikit berbeda. Saya juga bingung apakah ini suatu yang kreatif atau memang nyeleneh. 

1. Alis Gelombang


Saya termasuk salah satu orang yang sering struggling untuk membuat alis yang kembar, atau minimal mirip. Saya sering kewalahan bikin alis, yang akhirnya bikin saya sering skip untuk gambar alis. Tapi semua itu gak membuat saya tertarik untuk mencari variasi bentuk alis yang lain, seperti alis yang sempat menjadi tren beberapa waktu yang lalu, alis gelombang. 

Saya akui bentuknya terlihat artistik. Katanya bentuk alis dapat mempengaruhi ekspresi wajah kita. Alis yang bentuknya terlalu naik bikin orang terlihat galak, sedangkan alis turun bikin orang terlihat sedih. Saya curiga mereka membuat tren ini untuk membuat ekspresi misterius yang gak bisa ditebak orang. Coba aja, apa kesan kamu setelah lihat orang dengan alis gelombang ini? Kalau saya melihat perpaduan antara sedih, bingung, marah, nyolot.

2. Alis Bulu


Setelah alis gelombang, alis bulu juga sempat menjadi tren. Bentuknya lebih indah dan lebih manusiawi untuk dilihat. Bikinnya pun sepertinya gak sesulit alis gelombang. Kalau diibaratkan rambut, alis bulu ini seperti style rambut beteng (belah tengah) ala charlie atau alam mbah dukun. Ada garis di tengah-tengah alis yang nampak seperti jalan kutu.

Tren ini gak menjijikkan, tapi juga gak bikin saya tertarik untuk mencobanya. Bikin alis normal saja bisa menyita waktu setengah jam, apalagi alis bulu ini.

3. Contour Perut dan Dada


Punya perut rata dan sixpack emang bikin kalian kelihatan lebih sehat dan keren. Saya juga setuju, kalau proses untuk mendapatkannya perlu banyak bersakit-sakit dahulu. Tapi tentu gak semua orang rela sakit-sakitan. Nah, tren satu ini sempat membuat saya kagum, yaitu otot buatan menggunakan contouring. Hashtag NLC, Next Level Creative, tapi tetap saja saya gak pernah nyoba. Selain boros cream contour dan micellar water, yo mau diliatin ke siapa jugaaaa?

4. Glitter Seluruh Wajah


Glitter memang sudah biasa dipakai sebagai makeup, terutama untuk riasan mata. Tapi tren yang ini, gak kira-kira. Gak tanggung-tanggung, mereka menggunakan glitter ke seluruh wajah.Warna glitter yang dipakai disesuaikan dengan warna makeup yang biasa dipakai. Buat seru-seruan sih mungkin oke ya, tapi saya gak bisa bayangin bersihin mukanya, PR banget kan ya.

5. Ekstensi Bulu Hidung


Tren yang ini emang epic banget. Pertama kali saya lihat, saya penasaran sama asal muasal si bulu ekstensionnya. Orang macam apa yang dengan pede menjual bulu hidungnya sebagai ekstensionan? Ternyata saya tertipu, pemirsa. Bulu yang digunakan sebagai ekstension ternyata adalah bulu mata palsu. Alih-alih menggunakannya di mata, mereka tertarik untuk memasangnya di lubang hidung. 

Nah, itu adalah 5 tren makeup yang sempat viral di social media. Dari kelima tren di atas, belum ada satupun yang pernah saya coba. Kalau kalian gimana? Pernah coba? Atau mungkin tertarik coba?
Continue reading 5 Tren Make Up Ini Bakal Bikin Kamu Geleng-Geleng Kepala! Tertarik Coba?
, , , ,

Tips Memakai Make Up Saat Berkaca Mata

Memakai kaca mata dari semenjak SMP sedikit mengganggu penampilan saya. Seenggaknya, itu yang saya rasakan. Walaupun para mantan pacar saya lebih suka saya pakai kaca mata, tapi saya merasa kalau kaca mata ini punya efek menambah usia pada wajah, a.k.a bikin muka keliatan lebih tua. Bahkan rekan kerja saya pernah bilang kalau kaca mata bikin muka saya kelihatan antagonis. Tapi gak mungkin juga saya gak pakai kaca mata, dunia terasa bergoyang. Pakai softlens tiap haripun bukan pilihan ideal bagi saya. Sehari memakai softlens saja cukup bikin mata saya kering kerontang, apalagi kalau setiap hari.

Yang paling mengganggu adalah ketika saya harus memakai make up. Saya sering merasa kalau kaca mata dan make up adalah 2 hal yang sulit disatukan, rasanya saya cuma bisa pilih salah satu. Entah kenapa, pakai make up saat berkaca mata kadang bikin penampilan terlihat berlebihan atau menor. Saya pernah baca di suatu artikel, bahwa kaca mata termasuk "aksesoris" wajah, begitu juga dengan make up. Makanya, saat berkaca mata, banyak orang memilih make up yang minimalis atau natural. Saya termasuk salah satu di antaranya. 

Saya menikmati make up super natural agar dapat tetap memakai kaca mata. Tapi suatu saat saya bekerja di posisi yang mengharuskan saya bertemu banyak orang seharian. Rasanya make up natural gak akan tahan seharian, yang artinya saya harus memakai make up yang sesungguhnya. Dan akhirnya, setelah 5 tahun bekerja, saya mulai terbiasa dengan perpaduan make up dan kaca mata, bagaimana caranya agar dapat tetap bermake up, tanpa harus menggunakan softlens, yang juga akan saya ulas di sini.


Jadi pada dasarnya, memakai make up pada saat berkaca mata gak berbeda dengan bermake up pada umumnya, hanya saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan atau lebih tepatnya dihindari saat kalian ingin bermake up dan berkaca mata. Tujuannya tentu agar tampilan make upmu gak terlihat berlebihan atau menor.

1. Hindari riasan mata yang heboh

Seperti yang tadi saya bilang, kaca mata dan make up termasuk aksesoris wajah. Saat kamu menggunakan kaca mata, berarti kamu harus mengurangi make up di wajah, terutama di bagian mata.

Apa saja yang harus dihindari?
- Eyeshadow yang terlalu menyala
- Eyeliner yang terlalu tebal
- Maskara yang bikin panjang/ bulu mata palsu, ini cuma bikin kaca matamu cepat kotor karena kegesek-gesek dengan bulu mata
- Eyeliner bawah hitam
- Alis yang tebal

Kebayang kan? Jadi, gunakan warna natural, misalnya coklat sebagai eyeshadow, alis natural, maskara yang dikhususkan untuk mempertebal bulu mata, bukan memperpanjang.

2. Usahakan Make Up Matte, Hindari Make Up Dewy

 
Walaupun make up basah-basah begini lagi booming, tapi saya gak pernah cocok dengan efek basah-basah selama saya memakai kaca mata. Tekstur wajah yang basah, akan membuat kaca mata menempel di wajah dan akan memberikan bekas/ tapak kaca mata, dan itu bukan hal yang ingin kamu dapatkan saat memakai make up.

Jadi usahakan selalu memakai teknik baking khususnya di bagian yang terkena kaca mata. Kalau kalian ingin tetap terlihat bercahaya, gunakan saja highlighter yang berbentuk powder, sehingga kamu bisa tetap terlihat glowy tanpa meninggalkan tapak kaca mata.

3. Hindari Warna-Warna Gelap

Karena kaca mata sudah memberikan kamu sedikit tambahan usia, make up yang kamu pakai harus membuatnya netral, jangan membuat wajahmu terlihat semakin tua. Hindari warna bibir yang gelap seperti coklat, merah bata, maroon, apalagi hitam (ya kali). Gunakan warna pink atau peach untuk membuat tampilanmu lebih fresh.

Begitu juga dengan penggunaan blush on. Jangan terlalu tebal, dan gunakan warna yang lembut. Peach atau coral akan menjadi pilihan yang tepat. 

Di bawah ini adalah hasil make up andalan saya, make up natural untuk hari-hari santai, dan make up bold untuk acara-acara formal.

Jadi itu adalah 3 tips buat kamu-kamu yang ingin tetap memakai make up saat berkaca mata. Gimana? Atau kamu lebih suka pakai ? Let me know!

Continue reading Tips Memakai Make Up Saat Berkaca Mata

Tuesday 4 December 2018

, , ,

3 Fakta Seputar Sinar Matahari Yang Harus Kamu Ketahui

Sewaktu kecil, tiap pagi, saya sering disuruh ibu berjemur di bawah sinar matahari. Beliau bilang, vitamin D yang diberikan sinar matahari sangat baik untuk pertumbuhan tulang saya. Tapi, semakin saya dewasa, matahari seakan menjadi musuh besar. Bukan karena sok sok an merasa sudah gak butuh vitamin D, tapi banyaknya informasi negatif seputar matahari yang bikin saya selalu reflek melindungi tubuh dari paparan sinarnya, menghalangi sinarnya dengan segala cara. Pakai buku, payung, jaket, dan gak lupa, sunscreen. Padahal matahari masih seperti dahulu, masih meberikan manfaat, masih menjadi alasan ibu-ibu menjemur anak bayinya di pagi hari. 

Jadi sebenarnya, matahari itu punya dampak baik atau buruk? Nah, di sini akan saya ulas beberapa fakta seputar matahari yang perlu kamu tahu. 

1. Manfaat sinar matahari tergantung waktunya

Sebenarnya kapan sih waktu yang tepat untuk menjemur diri agar mendapatkan vitamin D yang optimal? Dilansir dari hellosehat.com, sinar matahari yang direkomendasikan oleh para ahli adalah mulai dari pukul 10 pagi hingga pukul 3 sore. Waktu ini dianggap waktu yang tepat untuk mendapatkan manfaat matahari dan mengurangi risiko bahaya paparan sinar ultraviolet. Menurut William B. Grant, seorang peneliti dari Pusat Penelitian Kesehatan di California, sinar UVA memiliki peran penting dalam meningkatkan risiko melanoma dibandingkan dengan UVB. 

Ketika matahari berada di bawah horizon atau langit bagian bawah yang berbatasan dengan permukaan bumi atau laut, seperti di awal pagi atau waktu sore menjelang malam sinar matahari yang dipancarkan hanya UVA, dan sangat sedikit sinar UVB. Hal ini yang menjadi alasan mengapa berjemur atau terpapar matahari di awal pagi atau sore menjelang malam sangat tidak dianjurkan. 

Tapi kan kalau siang hari panas banget?
Betul. Apalagi mengingat lapisan ozon yang semakin tipis, membuat sinar matahari tidak tersaring dengan baik.  Oleh karena itu, lebih baik pilih waktu yang lebih aman, dan persingkat durasinya.

2. Matahari membuat suasana hati positif

Image result for seasonal affective disorder

Pernah dengar gak tentang Seasonal Affective Disorder? Penyakit depresi ringan ini biasa muncul di negara dengan 4 musim, tepatnya pada akhir musim gugur dan saat musim dingin. Hal tersebut terjadi dikarenakan minimnya cahaya matahari yang menyebabkan berkurangnya hormon serotonin, melatonin, dan endorfin. Lantas apa hubungannya?

Penyebab spesifik dari Seasonal Affective Disorder sebenarnya belum diketahui secara pasti, namun salah satu faktor yang punya andil pada penyakit ini adalah karena adanya penurunan serotonin dan endorfin.Serotonin adalah zat kimia otak (neurotransmitter) yang mempengaruhi suasana hati, sedangkan endorfin adalah anti depresan alami yang dimiliki oleh tubuh. Tingkat serotonin dan endorfin yang tinggi mampu membuat suasana hati lebih positif, bahagia, dan jauh dari perasaan cemas. Berkurangnya sinar matahari di musim dingin, menyebabkan penurunan serotonin dan endorfin yang diduga memicu timbulnya Seasonal Affective Disorder.

Saya jadi paham, kenapa cuaca mendung kerap disebut 'gloomy' oleh orang-orang. Ternyata memang ada alasannya.

3. Memiliki efek negatif dari UVA dan UVB

Seperti yang sebelumnya saya bilang, dulu, berjemur selama 20 menit masih terbilang cukup. Tapi sekarang, semakin tipisnya lapisan ozon, membuat sinar matahari tidak tersaring dengan baik. Sinar UVA dan UVB ini adalah alasan besar mengapa para beauty enthusiast selalu mengingatkan kita bahwa penggunaan sunscreen adalah wajib hukumnya.

Lalu apa bedanya UVA dan UVB? Agar lebih mudah, banyak orang memahami UVA(Aging) sebagai sinar ultraviolet yang menyebabkan efek-efek penuaan dini, misalnya kerutan/garis halus, flek hitam, dan bahkan bisa menyebabkan kanker kulit. Selanjutnya ada UVB(Burning). Pembentukan vitamin D pada tubuh adalah hasil paparan sinar matahari yang mengandung sinar UVB. Namun, terpapar sinar UVB terlalu lama akan membakar kulit dan merusak melanin. Ini yang menyebabkan kulitmu terbakar dan menggelap.
Tingkat serotonin yang cukup tinggi dapat menghasilkan suasana hati yang lebih positif dan cara berpikir yang tenang dengan mental yang fokus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "11 Keistimewaan Berjemur Pagi Hari ", https://lifestyle.kompas.com/read/2011/08/22/15325859/11.Keistimewaan.Berjemur.Pagi.Hari.
Tingkat serotonin yang cukup tinggi dapat menghasilkan suasana hati yang lebih positif dan cara berpikir yang tenang dengan mental yang fokus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "11 Keistimewaan Berjemur Pagi Hari ", https://lifestyle.kompas.com/read/2011/08/22/15325859/11.Keistimewaan.Berjemur.Pagi.Hari.
Tingkat serotonin yang cukup tinggi dapat menghasilkan suasana hati yang lebih positif dan cara berpikir yang tenang dengan mental yang fokus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "11 Keistimewaan Berjemur Pagi Hari ", https://lifestyle.kompas.com/read/2011/08/22/15325859/11.Keistimewaan.Berjemur.Pagi.Hari.
Tingkat serotonin yang cukup tinggi dapat menghasilkan suasana hati yang lebih positif dan cara berpikir yang tenang dengan mental yang fokus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "11 Keistimewaan Berjemur Pagi Hari ", https://lifestyle.kompas.com/read/2011/08/22/15325859/11.Keistimewaan.Berjemur.Pagi.Hari.
Tingkat serotonin yang cukup tinggi dapat menghasilkan suasana hati yang lebih positif dan cara berpikir yang tenang dengan mental yang fokus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "11 Keistimewaan Berjemur Pagi Hari ", https://lifestyle.kompas.com/read/2011/08/22/15325859/11.Keistimewaan.Berjemur.Pagi.Hari.
Tingkat serotonin yang cukup tinggi dapat menghasilkan suasana hati yang lebih positif dan cara berpikir yang tenang dengan mental yang fokus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "11 Keistimewaan Berjemur Pagi Hari ", https://lifestyle.kompas.com/read/2011/08/22/15325859/11.Keistimewaan.Berjemur.Pagi.Hari.
Tingkat serotonin yang cukup tinggi dapat menghasilkan suasana hati yang lebih positif dan cara berpikir yang tenang dengan mental yang fokus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "11 Keistimewaan Berjemur Pagi Hari ", https://lifestyle.kompas.com/read/2011/08/22/15325859/11.Keistimewaan.Berjemur.Pagi.Hari.
Tingkat serotonin yang cukup tinggi dapat menghasilkan suasana hati yang lebih positif dan cara berpikir yang tenang dengan mental yang fokus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "11 Keistimewaan Berjemur Pagi Hari ", https://lifestyle.kompas.com/read/2011/08/22/15325859/11.Keistimewaan.Berjemur.Pagi.Hari.
Tingkat serotonin yang cukup tinggi dapat menghasilkan suasana hati yang lebih positif dan cara berpikir yang tenang dengan mental yang fokus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "11 Keistimewaan Berjemur Pagi Hari ", https://lifestyle.kompas.com/read/2011/08/22/15325859/11.Keistimewaan.Berjemur.Pagi.Hari.
Continue reading 3 Fakta Seputar Sinar Matahari Yang Harus Kamu Ketahui