Friday, 25 August 2023
Monday, 14 August 2023
Latihan Mindfulness dengan Mengaktifkan 5 Indramu!
Pernah dibahas di salah satu buku (kalau gak salah Filosofi Teras, tapi mohon maaf kalau salah), intinya, berpikiran buruk itu sebetulnya juga gak buruk-buruk amat. Melatih mental untuk lebih siap menghadapi apapun. Tapi kalau pikiran buruknya ditumpangi dengan kebiasaan overthinking juga, ya combo deh. Sudah banyak mikir, yang dipikirin yang buruk-buruk terus, pasti melelahkan dan menguras energi. Saya sadar betul konsep overthinking. Mau dipikirin sebanyak apapun, selama apapun, tidak akan mengubah apapun. Memikirkan masa lalu selama apapun, tidak akan mengubahnya, memikirkan masa depan selama apapun, ya sama juga, tidak ada gunanya. Saya sering kali diprotes soal habit ini, karena selain mengganggu, kadang juga menular ke mereka. Saya selalu membela diri dengan alasan kalau semua terjadi auto pilot gitu, memang menyebalkan.
Kalau mau berupaya sedikit, sebetulnya ada beberapa cara untuk mengurangi kebiasaan buruk ini. Salah satunya adalah dengan memahami konsep mindfulness dengan metode 5 4 3 2 1. Okay, I need to slow down. Mulai dari mindfulness. Mindfulness kini sudah banyak dibahas, tidak hanya oleh pegiat kesehatan mental, tapi juga masyarakat umum. Ya, bisa jadi memang masyarakat sekarang sudah sangat aware dengan pentingnya kesehatan mental, sehingga tidak asing mendengar istilah ini. Mindfulness, kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia memiliki arti "kesadaran penuh". Jadi, pada intinya mindfulness ini adalah cara untuk memusatkan perhatian sepenuhnya kepada masa sekarang agar kita tidak terpaku pada masa lalu atau melayang terlalu jauh ke masa depan. Mindfulness ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, dan yang paling populer adalah dengan meditasi.
Saya belum pernah sukses melakukan meditasi di atas 5 menit. Meskipun duduk diam, tapi pikiran saya sudah sibuk luar biasa. Meditasi juga jarang saya lakukan karena merasa butuh tempat dan waktu yang tepat. Rasanya gak mungkin untuk memusatkan perhatian, membuat pikiran sadar penuh, dengan situasi rumah yang berantakan, disertai teriakan-teriakan anak. Jangankan meditasi, kerja di rumah saja saya sering gak bisa fokus saking ramainya suasana rumah. Namun kemudian, saya teringat akan praktek Mindfulness 54321, yang pernah disarankan oleh salah satu praktisi psikolog.
- Melihat 5 Benda di Sekeliling
Menyadarkan indra penglihatan dengan memusatkan perhatian pada 5 benda di sekeliling. Kali ini saya duduk di kursi, depan laptop, saya melihat ada penggaris di depan saya, lampu tidur dan piano di samping kiri saya, buku dan hair dryer di samping kanan saya. Ketika melihat benda-benda ini, hindari menyelami perasaan terkait benda tersebut. Cukup pikirkan bentuknya, warnanya, bahan dasarnya, segala sesuatu yang bersifat objektif, tanpa judgement. Misal, ketika saya melihat piano, cukup lihat saja, pusatkan dan aktifkan indra penglihatan pada piano. Yang saya lihat adalah piano Yamaha berwarna coklat rosewood, cukup itu saja. Tidak perlu berpikir soal momen-momen yang terlewati bersama piano. Menyelami perasaan yang punya keterkaitan dengan piano adalah bibit-bibit terjadinya overthinking, yang ingin kita hindari.
- Menyentuh 4 Benda di Sekeliling
Sentuh setiap benda dan jangan biarkan penilaian tentang benda tersebut masuk ke dalam pikiran. Pikirkan benda tersebut bagaimana adanya, rasakan bentuk dan teksturnya. Selain menyentuh benda, latihan ini juga bisa diterapkan dengan cara menyentuh bagian tubuh. Dengan menggunakan ujung jari telunjuk, telusuri sela-sela jarimu, telusuri urat nadi, sambil melakukan pernafasan dengan tenang. Latihan ini dapat membuatmu lebih tenang dan juga dapat mengurangi kecemasan.
Baca Juga : Bahagia dengan Hidup Biasa-Biasa Saja Ala Alain de Button
- Mendengar 3 Suara di Sekeliling
Suara burung, suara motor lewat, suara pintu yang berdecit, dengarkan dengan penuh kesadaran. Bagi penyuka musik, momen mendengarkan musik juga dapat dijadikan latihan mindfulness. Pilih jenis musik yang disukai, dengarkan baik-baik, dengan penuh kesadaran, pisahkan antara suara piano, suara bass, gitar, dan drum. Lagi-lagi, tidak pelu memikirkan opinimu tentang penyanyinya, jenis musiknya, atau kenangan yang ada pada lagu tersebut.
- Mencium 2 Bau di Sekeliling
Latihan mindfulness menggunakan indra ini memang butuh usaha yang lebih keras. Pasalnya, wewangian punya daya kuat dalam menarik pengalaman masa lalu. Maka dalam hal ini, dibanding mencium parfum, lebih disarankan untuk mencium wewangian dari masakan yang ada di sekitar kita, apalagi, masakan Indonesia kaya akan rempah, kaya akan rasa. Dari soto ayam saja, kita bisa mencium wangi daun jeruk, wangi kunyit, jahe, santan. Belum lagi wangi kaldu dari ayamnya.
- Makan 1 Makanan/ Minum Minuman di Sekeliling
Ini PR banget bagi siapapun yang senang makan sambil youtuban, termasuk saya. Beberapa beralasan bahwa makan sambil menonton membuatnya merasa ditemani, merasa sedang makan bersama-sama, beberapa juga merasa kalau makan sambil menonton dapat membuat nafsu makan semakin meningkat, makan semakin nikmat saat menonton konten-konten mukbang. Padahal, makan adalah momen yang sangat penting untuk melatih mindfullness. Dari mulai memasukan makanan ke mulut, mengunyahnya, merasakan teksturnya, rasanya, hingga menelannya. Keras, lembut, pedas, asam, manis, pikirkan semua rasa dan tekstur dari makanan yang masuk ke mulut. Ini adalah latihan yang sangat baik untuk meningkatkan kesadaran atas diri kita, atas fungsi tubuh kita.
Baca Juga : Ingin Lebih Bahagia? Tinggalkan 12 Kebiasaan Ini!
5 langkah di atas sebetulnya adalah hal-hal yang sering kita lakukan, namun seringkali kita melakukannya tanpa sadar, auto pilot. Kebanyakan dari kita, dibanding melihat, mencium, merasa, menyentuh, dan mendengar dengan penuh kesadaran diri, kita lebih terbiasa dengan beropini atas apapun yang diterima oleh panca indra. Sesulit itu untuk menetralkan perasaan, mencoba membuka hari dan pikiran untuk menerima segala sesuatunya tanpa harus melibatkan perasaan di dalamnya. Berkali-kali saya harus menuliskan bahwa dalam proses "mengaktifkan 5 indra" ini, kita dilarang untuk memberikan penilaian baik dan buruk. Memberikan penilaian semacam itu akan memunculkan emosi tertentu dan membuat kita tidak fokus pada perhatian kita saat ini.