Wednesday 24 October 2018

, ,

Ecobrick, Solusi Sampah Plastik Kreatif dan Bermanfaat

Permasalahan tentang sampah plastik rasanya gak pernah ada habisnya. Dilansir dari lifestyle.com,  meskipun pemerintah berusaha mengelola sampah plastik ini dengan mendaur ulang, namun ternyata sampah plastik yang dapat didaur ulang dan dijual hanya sebanyak 20%. Sisanya 80% termasuk ke dalam sampah-sampah yang gak diambil pemulung, yang gak tau bakal berakhir di mana. Semoga gak sampai kemakan penyu lagi :(

Rasanya saya gak perlu terlalu banyak menulis tentang bahaya sampah plastik, karena pasti semua sudah tahu. Tentang betapa sulitnya sampai plastik diurai, betapa banyaknya makhluk hidup yang menjadi korban sampah plastik, dan berbagai permasalahan pelik lainnya. Tapi di postingan kali ini, saya mencoba meminimalisir bahasan tentang bahaya sampah plastik dan nasib bumi ini di masa depan, because we've heard a lot already!  

Rasa cemas saya tentang keadaan bumi di masa depan sedikit berkurang seiring munculnya konsep zero waste. Banyaknya orang yang sudah menerapkan konsep ini di keseharian mereka, membuat saya menjadi optimis terhadap nasib bumi ini. Beberapa negara seperti Amerika, Australia, Swedia, Selandia Baru dan beberapa negara Eropa lainnya sudah menerapkan konsep tersebut untuk menjadi solusi konkret dalam pengelolaan sampah. Tentu saja, Indonesiapun turut berkontribusi dalam usaha meminimalisir pembuangan sampah plastik ini. 

Penggunaan sedotan stainless steel dibanding sedotan plastik, keranjang belanja dibanding keresek plastik, botol minuman sendiri dibanding botol minum kemasan, adalah contoh-contoh kecil yang mudah dan sudah banyak dilakukan saat ini. Bahkan yang terakhir yang bikin saya terharu bangga adalah mengganti plastik dengan rumput laut dan singkong sebagai bahan kemasan produk. 

Kali ini, saya menemukan cara lain yang tak kalah pintar, untuk memanfaatkan sampah platik, yaitu dengan membuatnya menjadi ecobricks!

Sebenarnya, apa sih ecobrick itu?
 An Ecobrick is a reusable building block created by packing clean and dry used plastic into a plastic bottle to a set density. (www.ecobricks.org)

Jadi intinya, ecobrick ini mengacu pada pengelolaan sampah plastik yang sudah dibersihkan, lalu dimasukkan ke dalam botol plastik, untuk dijadikan 'building block/brick', atau Bahasa Indonesianya, bata. Awalnya saya mengenal ecobrick dari teman saya, Teh Merry, yang sudah menerapkan konsep zero waste sejak lama. Sering melihat instastorynya membuat saya tergiring untuk ikut membuat ecobrick sebagai solusi pengelolaan sampah plastik di rumah. 

Setelah saya banyak blog walking tentang ecobrick ini, ternyata ide ini cukup menarik. Pasalnya, satu botol plastik ini dapat memuat banyak sampah-sampah plastik, dan saat penuh, botolnya menjadi kokoh dan kuat untuk kita gunakan. Banyak benda yang dapat dibuat dari ecobrick ini, misalnya kursi, meja, bahkan Teh Merry, teman saya tadi, berniat untuk membangun rumah dengan menggunakan ecobrick.

Setelah tahu tentang ecobrick, saya mulai menyimpan setiap sampah plastik yang dihasilkan di rumah. Awalnya suami sering lupa, ujung-ujungnya langsung buang gitu aja. Tapi lama-lama, ikut terbiasa juga. Pertama kali saya bikin ecobrick, saya masukkin langsung sampah-sampah plastiknya ke botol, tanpa digunting terlebih dahulu. Tentu agak sulit untuk memasukkannya, dan lagi, botolnya menjadi cepat penuh tapi banyak ruang kosongnya. Paham kan? Oleh karena itu, pada percobaan selanjutnya saya gunting sampahnya terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke botol. Hasilnya? Lebih rapi dan padat!

Ketauan anak micin deh :))
  

Atas : sampah digunting, Bawah : tanpa digunting

Lalu, setelah botolnya penuh diapakan? Seperti yang saya bilang tadi. Kita bisa mengumpulkannya hingga cukup untuk dibuat kursi atau meja. Di beberapa kota, ecobrick ini sudah banyak peminatnya, bahkan ada komunitasnya juga, sehingga kalau bingung mau diapakan, bisa dikirim ke orang-orang tersebut, agar lebih bermanfaat. Di bawah ini ada contoh kreasi ecobrick yang saya dapatkan dari berbagai sumber, keren-keren deh!





Ecobrick ini memang gak akan mengurangi jumlah sampah plastik, tapi seenggaknya kita bisa membuatnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Kalau kalian sempat, coba deh cek websitenya ZERO WASTE. Kontribusi sekecil apapun sangat bermanfaat demi kelangsungan bumi kita. Serius, emangnya tega liat ikan makan sedotan?

22 comments:

  1. Berusaha buat zero waste, tapi kadang akutu suka lupa buat bawa tempat makan/ minum sendiri :(

    ReplyDelete
  2. ihh keren, kretif banget ^^, dari sampah bisa dibikin kursi atau meja yang cantik

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kan, bermanfaat banget. solusi untuk sampah yang membludak

      Delete
  3. Iyaa aku setuju banget sama ecobrick ini teh nis, soalnya miris banget liat cuplikan beberapa video penyu kesangkut plastik ya Allah sedih banget :'(

    ReplyDelete
  4. Menarik.. btw aku kepo sama penyusunan bata ecobrick nya, itu pake perekat lagi kah? atau disusun begitu aja? atau pake semen? haha maaf aku minim pengetahuan soal ecobrick

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku belum kekumpul sebanyak itu teh, tapi kayaknya sih dilem.

      Delete
  5. wah bisa sampai jadi rumah. di bandung ada komunitas eco living gak yah

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah, aku juga masih cari tau. kalau gak salah sih ada deh..

      Delete
  6. Bisaan euy kreatif banget paraah. Ayoo kita kurangi sampah biar bumi kita ga rusak :)

    ReplyDelete
  7. wah bener bener! patut dicoba nih teh, karena semua lapisan masyarakat harus sadar pentingnya bahaya sampah, tapi kadang ya gitu suka pada gak paham ya

    ReplyDelete
  8. Waah keren! Thanks for sharing Teh ilmunya sangat bermanfaat nih biar sampah ga terus-terusan menumpuk gitu aja

    ReplyDelete
  9. Wah mau coba kumpulin kayak gini juga.. da suka jajan micin juga akutu, biar bermanfaat ya buat lingkungan 😁

    ReplyDelete
  10. Kerenn bangedd yaa, pgn ikutan dech jd nyaa

    ReplyDelete
  11. Kak saya Alhamdulillah di kosan bikin ecobrik sendiri, walau hmmasih punya 1, kalau mau dikumpulkan kemana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah. kamu emang di mana kosannya? biasanya di kota-kota besar udah ada komunitasnya..

      Delete