Tuesday 12 February 2019

, , ,

Ngobrol Serius : Tentang Fetisisme



Belakangan ini, saya baca thread di twitter tentang kejadian-kejadian tidak mengenakkan yang dialami perempuan-perempuan di luar sana. Bukan sekali dua kali malah. Meskipun caranya berbeda, tapi intinya sama, pelaku meminta foto korban melalui social media dengan alasan sebagai bahan penelitian tesis. Para pelaku ini biasanya orang asing yang mengatasnamakan teman korban, dan foto profilnya pun menggunakan foto teman korban.

Kalian pasti sudah pernah baca kasus semacam ini kan? Hmm, kalau kalian belum tau, saya akan berbaik hati untuk menceritakannya secara singkat. Jadi gini ceritanya...

Seorang perempuan (sebut saja Tomat) mendapatkan pesan Instagram dari seseorang yang mengaku sebagai Baskom, seniornya saat SMA. Awalnya Tomat gak curiga, karena ia memang berasal dari SMA yang disebutkan oleh si Baskom. Lalu, Baskom ini mengaku sebagai mahasiswi Psikologi yang sedang mengadakan penelitian mengenai hubungan bentuk kaki dengan kepribadian seseorang. Si Baskom meminta bantuan Mawar untuk mengirimkan foto kaki Mawar sebagai bahan penelitiannya. Merasa ada kejanggalan, akhirnya Mawar bertanya kepada teman-teman seangkatannya yang lain, mengonfirmasi tentang seseorang yang bernama Baskom ini. Mawar juga sempat memeriksa akun-akun yang difollow oleh Baskom, dan ternyata kebanyakan adalah akun-akun yang berisi foto-foto kaki perempuan dan foto-foto vulgar. Barulah setelah itu Mawar dan teman-tamannya yakin bahwa akun Baskom ini palsu.

Singkat ceritanya seperti itu. Mungkin di antara kalian masih ada yang bingung dan merasa gak ada yang aneh dari cerita

"Ya terus kenapa?",
"Ya udah sih foto kaki doang.."
.
Eits.. Jangan berasumsi dahulu sebelum selesai baca ya.
Sekarang kita beranjak ke kasus lain yang sempat viral beberapa tahun lalu,

Dilansir dari tirto.id , seorang mahasiswa pascasarjana berinisial MA (29) memilih melampiaskan rasa kecewa karena mantannya tidak merespon cintanya dengan cara yang tak biasa. Menjelang dini hari, MA berjalan menyusuri rumah-rumah, mencari jemuran, lalu mengutil satu per satu pakaian dalam wanita yang berjejer rapi di jemuran itu. Setelah diselidiki lebih lanjut, polisi menemukan sedikitnya 300 pakaian dalam wanita di kamar kosan MA.

Kasus-kasus di atas adalah contoh Fetisisme yang terjadi di Indonesia. Mungkin yang sering baca blog saya, agak aneh, kenapa saya nulis hal-hal di luar topik yang biasa saya tuliskan. Sebetulnya, topik-topik ini selalu menarik perhatian saya. Hal-hal seperti ini yang membuat saya memilih jurusan psikologi saat lulus SMA bertahun-tahun lalu (Gak perlu tanya saya masuk kuliah tahun berapa). Saya gak pernah diskusi tentang hal seperti ini di blog, karena rasanya berat untuk menggali kembali informasi-informasi dari otak yang tampaknya sudah mulai berkarat ini.

"Fetisisme fetisisme itu apaan sih?"
.

Fetisisme merupakan suatu penyimpangan seksual mencakup ketergantungan pada bagian tubuh atau benda-benda mati untuk menimbulkan gairah seksual. Menurut APA (American Psychiatric Association), fetisisme adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan sebuah perilaku seksual yang melibatkan benda-benda seperti celana dalam, stoking, pantyhose, bra, atau barang-barang lainnya. yang disebut fetis. Fetisis biasanya membelai, membaui, menjilat, mencium, menempelkan di kemaluan, atau sekedar menatap benda tersebut sambil melakukan masturbasi. Ada juga yang memaksa pasangan mereka untuk menggunakan benda-benda tersebut sebagai stimulan sebelum melakukan hubungan seksual.

Di antara berbagai jenis fetisisme, foot fetish termasuk yang paling banyak ditemukan. Kenapa? Menurut Joseph Plaud, seorang psikolog klinis, kaki dan alat kelamin terhubung erat dalam sirkuit otak sehingga menarik daya rangsang. Hmm.. masuk akal ya..

"Tapi saya sebagai laki-laki, kadang ngerasa tertarik juga kok kalau lihat kaki perempuan yang pakai sepatu hak tinggi."

Nah, bedanya ketertarikan pria  heteroseksual yang normal dengan fetisis adalah, fetisis merasakan ketertarikan yang spontan dan tidak bisa ditahan. Ketertarikannya terhadap benda tersebut sangat istimewa, sehingga ia merasa harus dan butuh untuk menatap, memegang, bahkan menciuminya. Atas dasar inilah, biasanya fetisis kerap mengoleksi benda-benda tersebut, dan gak jarang juga mereka mencuri untuk menambah koleksinya, seperti yang terjadi pada kasus 2 tadi.

"Saya pernah dengar istilah Fetisisme Transvestik. Itu apa ya?"

Lain lagi dengan yang dinamakan Fetsisisme Transvestik, yaitu apabila seorang laki-laki mengalami gairah seksual dengan memakai pakaian perempuan. Tapi, jangan campur adukkan kondisi ini dengan gangguan identitas gender. Pada fetisme transvestik, meskipun ia memakai pakaian wanita, ia tetap merasa dirinya laki-laki. Pakaian yang dipakai pun bervariasi, bisa jadi hanya pakaian dalam wanita, atau bahkan memakai pakaian wanita secara lengkap.

Para transvestik (sebutan bagi pengidam Fetisisme Transvestik) ini adalah heteroseksual, selalu laki-laki, dan secara umum hanya memakai pakaian lawan jenis di saat-saat tertentu saja. Di luar itu mereka cenderung berpenampilan, berperilaku, dan memiliki minat seksual yang maskulin. Perilaku memakai pakaian lawan jenis biasanya hanya ia lakukan sendirian, secara diam-diam.

"Siapa saja yang bisa mengidap Fetisisme?"
.
Fetisisme ini hanya terjadi pada laki-laki, baik laki-laki dewasa maupun remaja. Meskipun tidak selalu, tapi seorang fetisis sering kali mengidap jenis penyimpangan seksual lain seperti pedofilia, sadisme, dan makosisme (Mason, 1997).

"Kok bisa seseorang tiba-tiba mengidap Fetisisme? Gimana ceritanya?"

Bagaimana terjadinya penyimpangan seksual ini adalah cerita yang sangat panjang yang tidak bisa dijelaskan hanya dalam 1 perspektif.  Sedikitnya ada 3 perspektif yang menjelaskan mengenai hal ini. Perspektif psikodinamika memandang bahwa penyimpangan seksual merupakan suatu tindakan defensif, melindungi ego dari rasa takut. Perspektif ini memandang bahwa para fetisis merasa takut terhadap hubungan heteroseksual yang wajar (Lanyon, 1986).nderson , D.W., Vault, V.D. & Dickson, C.E. 1999.

Lain lagi jika dilihat dari perspektif behavioral, beberapa teoris yang memiliki paradigma ini berpendapat bahwa penyimpangan seksual terjadi karena pengondisian klasik yang secara tidak sengaja menghubungkan gairah seksual dengan stimuli yang tidak wajar, dalam kasus fetisisme adalah benda-benda mati tersebut.

Dikarenakan sebagian besar orang yang mengidap penyimpangan seksual adalah laki-laki, terdapat spekulasi bahwa androgen, hormon utama pada laki-laki, berperan pada gangguan ini. Akan tetapi, perbedaan hormonal antara orang normal dan orang yang memiliki penyimpangan seksual ini kurang meyakinkan. Adapun jika ternyata faktor biologi ini berperan penting terhadap timbulnya penyimpangan seksual, kemungkinan ini hanyalah salah satu dari rangkaian penyebab yang kompleks. (G.C. Davison, John M.N, Ann M.K, 2010)

"Apakah fetisisme ini berbahaya?"

Fetisisme merupakan salah satu jenis penyimpangan seksual. Dikatakan menyimpang karena tidak sesuai dengan yang sewajarnya terjadi. Jika dibiarkan dan semakin parah, bisa jadi mengganggu fungsi sosialnya. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, pengidap fetisisme bisa jadi memaksa pasangan mereka untuk menggunakan benda-benda tersebut sebagai stimulan sebelum melakukan hubungan seksual. Gak masalah selama pasangannya bersedia, tapi kalau enggak, hal tersebut kemungkinan akan menjadi konflik dalam hubungan mereka

Contoh lainnya adalah kasus-kasus yang telah saya sebutkan di atas. Apa kalian gak merasa terganggu jika foto kaki kalian digunakan stimulan fetisis saat melakukan masturbasi? Saya yakin, kalian pasti gak nyaman, atau mungkin takut. Oleh karena itu, teman-teman kesayanganku, tetap berhati-hati ya. Selalu curiga jika ada orang lain atau bahkan temanmu sendiri yang meminta foto bagian tubuhmu, jangan pacar doang yang dicurigain (wk!)

Juga, kalau kalian merasa memiliki kecintaan berlebih terhadap benda-benda mati, dan merasa benda-benda tersebut dapat meningkatkan gairah seksual, kamu bisa datang ke psikolog untuk memastikannya. Gak perlu takut. Semakin cepat kamu menyadarinya,semakin cepat juga intervensi yang akan kamu dapatkan. 

11 comments:

  1. Sumpah ya ku amaze baca tulisanmu teh Anis hihihi Thanks for sharing ya teh

    ReplyDelete
  2. Waduh, serem. Sejauh ini, aku cuma tahu kelainan seksual dengan kaki aja. Gak pernah tahu kalo yg lihat baju2 dalam pun masuk ke golongan ini. Makasih banyak nih pengetahuannya. Aku jadi tahu banyak. Serem ya, kelainan orang bisa macam2 ternyata.

    ReplyDelete
  3. Ohh namanya fetisisme ya mbak. Aku pernah liat case gini tapi kalo ga salah di drakor apa di film yah. Serem juga sih yg terobsesi sama pakaian dalam. Pengalaman pas ngekost dulu emang sempet ngalamin ilang CD tuh dijemuran kosan. Ntah sama siapa diambil padahal masih pada basah karna beres nyuci. Mudah2an ya Allah nasib cd ku ga digunakan macam2

    ReplyDelete
  4. Wah serem euy bacanya. Ilmu baru juga buat aku. Ternyata kesehatan mental itu penting juga ya, kadang jadi kasian sama orang2 yang punya penyakit mental seperti ini tapi orang2 terdekatnya malah ga peduli atau bahkan si pesakit ini malah dikucilkan..

    ReplyDelete
  5. Ak baru tau ada penyimpangan kaya gini nih

    ReplyDelete
  6. Membaca mengenai hal ini membuat kita waspada. Apalagi di zaman yang seolah-olah tanpa sekat. Seperti sekarang.

    ReplyDelete
  7. Bagus banget tulisannya, wajib disebarluaskan demi menjaga wanita. Kita gak pernah tahu lelaki yang kita kenal memiliki penyimoangan sex atau gak. Waspada itu harus.

    ReplyDelete
  8. Aku nyimak banget baca ini, serem juga ya fetisisme ini. Aku baru tau kalau objeknya banyak macemnya ya ga hanya ke cd aja :(

    ReplyDelete
  9. wah makasih teh edukasi nya..
    sangat bermanfaat ini teh

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah aku seneng banget kalo teteh ngejelasinnya gini euy. Masuk k otak aku yg minim pengetahuan psikologi ini. Masokisme teh yg paling bikin bulu kuduk aku berdiri sebelum tau fetisisme ini

    ReplyDelete
  11. Iya ya kak kenapa banyak pelakunya pria. Bener kata bu Elly Risman. Zaman sekarang yg sulit adalah mendidik anak laki2. Karena banyak anak laki2 yg mengalami penyimpangan. Ada pengaruhnya g sih dg pola asuh? Misal kurangnya figur ayah? Klo ada figur ayah kan mereka bisa menjadikan role model, menjadi laki2 tangguh . Adakah kaitannya kak? Seru nih klo kita bahas kak. Hehegeg

    ReplyDelete